Selasa, 30 Oktober 2018

Energi Gelap (Dark Energy) di Angkasa Sang Penyebab Kehancuran

(http://www.koran-jakarta.com/images/library/universeR3.jpg)

Dalam kosmologi, energi gelap adalah suatu bentuk hipotesis dari energi yang mengisi seluruh ruang dan memiliki tekanan negatif yang kuat. Menurut teori relativitas umum, efek dari adanya tekanan negatif secara kualitatif serupa dengan memiliki gaya pada skala besar yang bekerja secara berlawanan terhadap gravitasi. Menggunakan efek seperti itu sekarang merupakan cara yang sering dilakukan untuk menjelaskan pengamatan mengenai pengembangan alam semesta yang dipercepat dan juga adanya bagian besar dari massa yang hilang di alam semesta.

Dua bentuk energi gelap yang diusulkan adalah konstanta kosmologi, suatu energi yang kerapatannya tetap dan secara homogen mengisi ruang, dan quintessence, suatu medan dinamis yang kepadatan energinya dapat berubah dalam ruang dan waktu. Membedakan antara keduanya memerlukan pengukuran berketelitian tinggi dari pengembangan alam semesta untuk dapat mengerti bagaimana kecepatan pengembangan berubah terhadap waktu. Laju pengembangan ini bergantung pada parameter persamaan keadaan kosmologi. Mengukur persamaan keadaan dari energi gelap adalah salah satu usaha besar dalam kosmologi observasional.

(https://id.wikipedia.org/wiki/Energi_gelap)

Energi Gelap, sebuah keberadaan khusus yang terdengar damai namun memakan keabadian alam semesta secara perlahan lahan. Energi Gelap menyebabkan alam semesta perlahan lahan akan semakin menjauh satu sama lain. Di saat yang sama juga, Energi Gelap perlahan lahan akan menjadi semakin besar dan terus membesar.

Ketika sampai di titik dimana Energi Gelap sudah mendominasi seluruh materi termasuk Materi Gelap, maka alam semesta sudah menjadi sangat gelap. Galaksi galaksi yang perlahan kehilangan bintangnya menyebabkan Lubang Hitam yang sebagai pusatnya kehilangan sesuatu untuk "Dimakan". Akibatnya lubang hitam itu perlahan lahan akan melebur dan melepaskan kembali materi yang telah ditelannya dalam bentuk radiasi.

Bukan hanya itu, menjauhnya alam semesta juga menyebabkan suhu yang terus menerus menurun. Karena terjadi dalam waktu yang cukup lama, para bintang juga perlahan lahan mulai mati dan berubah menjadi bintang Kerdil Putih atau Kerdil Merah. Yang dimana mereka telah kehilangan sebagian besar energi yang dipancarkannya. Dalam tahap ini mereka sudah disebut sebagai "Bintang Mati".

Alam Semesta yang mulai kehilangan seluruh cahayanya perlahan lahan menjadi semakin gelap dan gelap, Energi Gelap terus menerus menelan seluruh alam semesta sampai seutuhnya. Menjadikannya hanya daerah gelap tanpa apapun. Dingin, gelap, dan kosong. Dalam sains, kehancuran alam semesta ini disebut sebagai "Heat Death".

Tapi tenang saja, kejadian itu masih akan berlangsung jutaan, bahkan miliaran tahun kedepan. Jadi kita bahkan tidak akan merasakan apapun saat itu. Tapi, apa yang akan terjadi setelahnya? Siapa yang tahu?

Keep curious guys, see you next post!

0 komentar:

Posting Komentar