Lubang Hitam

Sebuah area yang menyebabkan distorsi ruang dan waktu yang terjadi di sekitarnya karena besarnya gaya gravitasi pada intinya.

Bintang Neutron

Bintang mati yang sangat amat padat dengan gaya tarik gravitasi yang sangat besar. Tercipta karena meleburnya sebuah bintang setelah fase Red Giant.

Kepler-62f

Planet Kepler-62f, planet yang disebut memiliki kemungkinan tertinggi untuk menjadi bumi ke-2.

Olympus Mons

Gunung terbesar yang berada di tata surya, terletak di planet Mars.

Galaksi Andromeda

Galaksi terdekat dengan galaksi kita (Bimasakti) dan diprediksi akan berbenturan dalam beberapa ratus ribu tahun kedepan.

Selasa, 30 Oktober 2018

Energi Gelap (Dark Energy) di Angkasa Sang Penyebab Kehancuran

(http://www.koran-jakarta.com/images/library/universeR3.jpg)

Dalam kosmologi, energi gelap adalah suatu bentuk hipotesis dari energi yang mengisi seluruh ruang dan memiliki tekanan negatif yang kuat. Menurut teori relativitas umum, efek dari adanya tekanan negatif secara kualitatif serupa dengan memiliki gaya pada skala besar yang bekerja secara berlawanan terhadap gravitasi. Menggunakan efek seperti itu sekarang merupakan cara yang sering dilakukan untuk menjelaskan pengamatan mengenai pengembangan alam semesta yang dipercepat dan juga adanya bagian besar dari massa yang hilang di alam semesta.

Dua bentuk energi gelap yang diusulkan adalah konstanta kosmologi, suatu energi yang kerapatannya tetap dan secara homogen mengisi ruang, dan quintessence, suatu medan dinamis yang kepadatan energinya dapat berubah dalam ruang dan waktu. Membedakan antara keduanya memerlukan pengukuran berketelitian tinggi dari pengembangan alam semesta untuk dapat mengerti bagaimana kecepatan pengembangan berubah terhadap waktu. Laju pengembangan ini bergantung pada parameter persamaan keadaan kosmologi. Mengukur persamaan keadaan dari energi gelap adalah salah satu usaha besar dalam kosmologi observasional.

(https://id.wikipedia.org/wiki/Energi_gelap)

Energi Gelap, sebuah keberadaan khusus yang terdengar damai namun memakan keabadian alam semesta secara perlahan lahan. Energi Gelap menyebabkan alam semesta perlahan lahan akan semakin menjauh satu sama lain. Di saat yang sama juga, Energi Gelap perlahan lahan akan menjadi semakin besar dan terus membesar.

Ketika sampai di titik dimana Energi Gelap sudah mendominasi seluruh materi termasuk Materi Gelap, maka alam semesta sudah menjadi sangat gelap. Galaksi galaksi yang perlahan kehilangan bintangnya menyebabkan Lubang Hitam yang sebagai pusatnya kehilangan sesuatu untuk "Dimakan". Akibatnya lubang hitam itu perlahan lahan akan melebur dan melepaskan kembali materi yang telah ditelannya dalam bentuk radiasi.

Bukan hanya itu, menjauhnya alam semesta juga menyebabkan suhu yang terus menerus menurun. Karena terjadi dalam waktu yang cukup lama, para bintang juga perlahan lahan mulai mati dan berubah menjadi bintang Kerdil Putih atau Kerdil Merah. Yang dimana mereka telah kehilangan sebagian besar energi yang dipancarkannya. Dalam tahap ini mereka sudah disebut sebagai "Bintang Mati".

Alam Semesta yang mulai kehilangan seluruh cahayanya perlahan lahan menjadi semakin gelap dan gelap, Energi Gelap terus menerus menelan seluruh alam semesta sampai seutuhnya. Menjadikannya hanya daerah gelap tanpa apapun. Dingin, gelap, dan kosong. Dalam sains, kehancuran alam semesta ini disebut sebagai "Heat Death".

Tapi tenang saja, kejadian itu masih akan berlangsung jutaan, bahkan miliaran tahun kedepan. Jadi kita bahkan tidak akan merasakan apapun saat itu. Tapi, apa yang akan terjadi setelahnya? Siapa yang tahu?

Keep curious guys, see you next post!

Senin, 29 Oktober 2018

Ada Tapi Tidak Ada, Materi Hitam (Dark Matter) Yang Misterius

(https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:1e0657_scale.jpg)
Materi gelap adalah materi yang tidak dapat dideteksi dari radiasi yang dipancarkan atau penyerapan radiasi yang datang ke materi tersebut, tetapi kehadirannya dapat dibuktikan dari efek gravitasi materi-materi yang tampak seperti bintang dan galaksi. Perkiraan tentang banyaknya materi di dalam alam semesta berdasarkan efek gravitasi selalu menunjukkan bahwa sebenarnya ada jauh lebih banyak materi daripada materi yang dapat diamati secara langsung. Terlebih lagi, adanya materi gelap dapat menyelesaikan banyak ketidakkonsistenan dalam teori dentuman dahsyat.

Sebagian besar massa di alam semesta dipercaya berada dalam bentuk ini. Menentukan sifat dari materi gelap juga dikenal sebagai masalah materi gelap atau masalah hilangnya massa, dan merupakan salah satu masalah penting dalam kosmologi modern.

Pertanyaan tentang adanya materi gelap mungkin tampak tidak relevan dengan keberadaan kita di bumi. Akan tetapi, ada atau tidaknya materi gelap ini dapat menentukan takdir terakhir dari alam semesta. Kita mengetahui bahwa sekarang alam semesta mengalami pengembangan karena cahaya dari benda langit yang jauh menunjukkan adanya pergeseran merah. Banyaknya materi biasa yang terlihat di alam semesta tidaklah cukup untuk membuat gravitasi menghentikan pengembangan, dan dengan demikian pengembangan akan berlanjut selamanya tanpa adanya materi gelap. Pada prinsipnya, jumlah materi gelap yang cukup di alam semesta dapat menyebabkan pengembangan alam semesta berhenti, atau kebalikannya (yang akhirnya membawa kita pada Big Crunch). Pada praktiknya, sekarang banyak anggapan bahwa gerakan-gerakan alam semesta didominasi oleh komponen lainnya, energi gelap.

(https://id.wikipedia.org/wiki/Materi_gelap)

Intinya, Materi Gelap (Dark Matter) adalah sebuah materi (hal/sesuatu) yang tidak dapat dideteksi melalui radiasi, namun dapat dibuktikan keberadaannya dari gravitasi bintang bintang dan galaksi. Ini cukup unik karena membuktikan luar angkasa yang hampa dan kosong itu ternyata tidak benar benar kosong karena diisi oleh suatu materi. Itu artinya setiap kita melalui suatu daerah dengan medan gravitasi yang cukup besar, maka kita akan melalui sebuah Materi Gelap juga.

Dengan adanya hal ini, sesuatu seperti perjalanan luar angkasa akan menjadi lebih rumit. Terutama mengingat sesuatu ini juga memiliki sebuah "Energi" per kubik materinya. Star Wars, Star Trek, dan film film fiksi lainya akan dipertanyakan tentang logika kebenarannya. Dan akan di cap sebagai suatu angan angan yang tidak akan pernah dicapai. Bukan hanya itu, keberadaan UFO (Unidentified Flying Object) dan Alien juga semakin diragukan.

Berapa banyak kah materi gelap yang ada di alam semesta ini? Berapa banyak energi yang ada di dalamnya? Seberapa besar pengaruhnya terhadap perjalanan antariksa yang sudah diidam idamkan oleh peneliti jaman dulu? Tidak akan ada yang tahu.

Materi Gelap ini juga besar kaitannya dengan Energi Gelap yang akan di posting selanjutnya, jadi tetap nantikan dan kelanjutannya. Keep curious guys, see you next time!

Sabtu, 27 Oktober 2018

Dongeng Sains Tentang Lubang Cacing (Wormhole)

(source : https://www.space.com/20881-wormholes.html)
Dalam fisika dan fiksi, lubang cacing adalah jalan pintas melalui ruang dan waktu. Hingga sekarang masih belum diketahui apakah lubang cacing terbentuk secara alami. Jika lubang cacing benar ada, untuk membuat lubang cacing tetap terbuka, sejenis materi akan dibutuhkan. Jika tidak, lubang cacing akan hilang dengan sangat cepat setelah terbentuk. Jika digambarkan melalui bidang datar, seperti kertas yang dilipat, lubang cacing membengkokan bidang tersebut, sehingga kedua ujung akan saling bertemu (seperti pada gambar).

Istilah lubang cacing pertama kali digunakan oleh John Archibald Wheeler tahun 1957. Namun, pada tahun 1921, matematikawan Jerman Hermann Weyl telah mengusulkan teori lubang cacing.


Lubang Cacing juga sering disebut sebagai alat teleportasi, dimana kita akan mengabaikan ruang dan waktu di sekitar dan menempuh jarak yang tak terhingga jauhnya dalam hitungan detik. Namun teori tentang adanya lubang cacing sendiri juga masih diragukan karena adanya keseimbangan alam semesta. Bahkan jika lubang cacing itu sendiri ada, maka dia membutuhkan sebuah energi dan materi yang sangat besar untuk menjaganya agar tetap terbuka.

Lubang Cacing akan jadi sangat berguna untuk perjalanan luar angkasa yang begitu jauh. Untuk saat ini kecepatan tertinggi yang diketahui manusia adalah Kecepatan Cahaya (Speed of Light / SOL). Tapi, bahkan dengan kecepatan yang berkisar 300.000.0000 m/s atau 100.000 km/jam kita tetap tidak bisa mencapai galaksi terdekat kita, Andromeda, yang berjarak 2.537 juta tahun cahaya dari kita. Yang itu artinya butuh 2,537 tahun untuk kita sampai kesana dengan kecepatan cahaya ini. Namun, dengan adanya sebuah lubang cacing sebagai penghubung, jarak sebesar itu bisa ditempuh hanya dalam hitungan detik.

Gambar diatas hanyalah ilustrasi agar lebih mudah memahami tentang teori fenomena ajaib ini. Namun konsep sederhananya hampir mirip dengan pintu kemana saja milik Doraemon. Lubang Cacing juga sering dikaitkan keberadaannya dengan Lubang Hitam (Black Hole) dan Lubang Putih (White Hole).

Apakah lubang cacing benar benar ada, atau ini hanyalah teori dan angan angan para ilmuwan tentang apa yang terjadi di luar sana? Siapa yang tau... Keep curious guys, see you next post!